Ligacash - Diresmikannya James
Rodriguez sebagai pemain anyar Real Madrid pada Selasa (22/7) ini menegaskan
fakta yang sulit sekali dibantah, bahwa Real Madrid adalah satu-satunya klub
sepakbola di dunia yang tak pernah ragu untuk membelanjakan uang dalam jumlah
besar saat bursa transfer pemain dibuka tiap tahun.
James
ditebus dengan harga sekitar €75 juta atau £60 juta dari AS Monaco menyusul
performa luar biasanya bersama Kolombia pada Piala Dunia 2014. Dengan transfer
ini, playmaker yang baru saja merayakan ulang tahunnya ke-23 pada 12 Juli lalu
itu tercatat sebagai pembelian termahal ketiga di bawah Gareth Bale dan
Cristiano Ronaldo.
Beberapa
hari yang lalu, Madrid juga baru saja kedatangan seorang gelandang Jerman yang
direkrut dari Bayern Munich, Toni Kroos, dengan banderol kurang lebih hanya
sepertiga dari harga James. Santiago Bernabeu kian semarak, bertabur bintang,
dan menegaskan istilah Galaticos jilid dua tercatat
sejak milenium baru itu, Los Blancos selalu berhasil mendatangkan pemain baru
dengan harga yang tak murah dan tampak berambisi ingin mengukuhkan diri sebagai
kiblat atas sebuah tim mewah bermaterikan pemain-pemain hebat. Tak terhitung
pula jumlah uang yang sudah dibelanjakan untuk membangun "tim
galaksi" ini. Goal Indonesia mengajak pembaca melakukan kilas balik
transfer-transfer mewah yang pernah dilakukan oleh Madrid sejak 1999.
Istilah
Galaticos memang diidentikkan dengan kebijakan transfer yang dilakukan Madrid
di tahun 2000-an saat era presiden Florentino Perez. Namun sejarah membuktikan,
Madrid sudah melakukannya sejak tahun 1950-an ketika presiden Santiago Bernabeu
-- yang kelak namanya diabadikan sebagai nama stadion -- mendatangkan pemain
bintang secara berturut-turut seperti Alfredo Di Stefano, Ferenc Puskas,
Raymond Kopa, Jose Santamaria, dan Francisco Gento. Kebijkan ini sukses
menjadikan Si Putih mendominasi Spanyol dan Eropa secara mutlak.
Tradisi
mendatangkan pemain bintang ini lalu memudar di tahun 1980-an, namun kembali
mencuat saat memasuki milenium baru, yakni ketika Florentino Perez terpilih
menjadi presiden menggantikan Lorenzo Sanz pada 2000. Raupan dua Liga Champions
(1998 dan 2000) di era Sanz ternyata tetap tidak menghalangi Perez untuk
menduduki posisi orang nomor satu klub. Ia pun menepati janji kampanyenya untuk
memboyong satu pemain bintang tiap tahun dan mempromosikan pemain akademi.
Nyatanya, kebijakan mendatangkan pemain bintang-lah yang paling banyak disorot
sehingga istilah Galacticos pertama kali muncul.
Madrid
langsung mendatangkan Luis Figo, sang galactico pertama, dengan rekor transfer
dari rival abadi mereka, Barcelona. Satu musim berselang, rekor transfer
kembali terpecahkan ketika Zinedine Zidane diboyong dari Juventus dan diikuti
Ronaldo pada 2002. Selama periode ini, dua titel La Liga dan satu trofi Liga
Champions berhasil mereka rengkuh. Seakan menganggap masalah sepakbola di
lapangan sudah beres, Perez lalu berkonsentrasi penuh pada sisi marketing.
Didatangkanlah David Beckham dari Manchester United yang memang sukses
menggelembungkan pemasukan dari sisi komersial.
Sayang,
blunder mulai dilakukan olehnya. Ia menendang dua figur penting di klub,
Vicente Del Bosque dan Claude Makelele. Steve McManaman, salah satu pemain yang
ikut dibuang, menjuluki periode ini sebagai "Disney-fikasi Real
Madrid." Sebuah kritik yang akhirnya menjadi kenyataaan. Pemain bintang
yang didatangkan berikutnya, seperti Michael Owen dan Robinho, gagal memenuhi
ekspektasi. Akibatnya, sejak 2003 Madrid kering gelar selama tiga musim ke
depan. Perez sendiri lalu memilih mundur pada Februari 2006 dan digantikan oleh
Ramon Calderon.
Prestasi
klub membaik dengan raihan dua titel La Liga secara konsekutif pada 2007 dan
2008 di mana Madrid pada waktu itu memiliki aroma Oranje karena mendatangkan
banyak pemain asal Belanda seperti Arjen Robben, Wesley Sneijder, Rafal van der
Vaart, hingga Klaas-Jan Huntelaar. Sayang, kebanyakan dari mereka tidak tidak
terlalu sukses dan hilang satu per satu.
Kasus
korupsi yang melanda Calderon yang dikombinasikan dengan dimulainya era emas
Barcelona di bawah rezim Pep Guardiola akhirnya melenggangkan Perez untuk
kembali naik takhta menjadi presiden pada 2009. Pada musim panas tahun itu
juga, dua rekor transfer bahkan langsung ia pecahkan sekaligus ketika memboyong
Kaka dan Cristiano Ronaldo yang kemudian diikuti transfer mahal lain seperti
Xabi Alonso dan Karim Benzema. Inilah gebrakan kedua Perez dan Galacticos jilid
dua pun dimulai.
Berturut-turut
sejak saat itu, Bundesliga Jerman, Primeira Liga Portugal, dan tentu saja Liga
Primer Inggris menjadi ladang buruan Perez. Bintang-bintang di ketiga negara
tersebut ia comoti seperti Mesut Ozil, Sami Khedira, Angel Di Maria, Fabio
Coentrao, Luka Modric, dan berpuncak pada pembelian Gareth Bale pada musim
panas 2013 yang sekali lagi memecahkan rekor transfer. Prestasi La Decima pada
musim 2013/14 menjadi penanda kesuksesan Galacticos kedua ini.
Dan
pada akhirnya, dua bintang terbaik di Piala Dunia 2014 -- Toni Kroos dan James
Rodriguez -- berhasil mereka rekrut, tentu saja dengan harga standar Madrid.
Fakta telah berbicara. Bintang demi bintang terus berdatangan dan ungkapan jika
El Real tidak pernah kehilangan pemain buruannya masih tetap sah hingga saat
ini.
Indofilm adalah Situs Nonton Film Bioskop Online Terbaru Subtitle Indonesia Terlengkap dan Download Streaming Online Gratis. INDOFILM
ReplyDelete